Kafe Archemist #1

Kafe ini terletak di pinggir jalan raya yang tiap malam sering mendapat kunjungan penghobi fotografi. Fotografer-fotografer amatir menyukai jalanan ini karena banyak gedung-gedung tua, trotoar nyaman dan pohon-pohon rindang rapi berjejer di pinggirnya. Dari dalam kafe kita bisa melihat lalu lalang kendaraan. Anak-anak muda sering menghabiskan waktu terutama weekend di dalam kafe sambil melihat performance band lokal yang cukup terkenal di dalam kota tapi hanya tampil di hari-hari tertentu. Hanya ada dua orang pengunjung tersisa di kafe ini. Satu aku mengingatnya sebagai pria yang sering datang akhir-akhir ini hanya untuk bermain-main dengan  laptopnya. Dan satunya sepertinya pengunjung baru. Tak lama si pengunjung baru bangkit pergi menyisakan pria itu sendirian. Di luar sudah larut, kukira ia masih lama akan pergi dan sepertinya tak ada pengunjung baru, maka aku iseng mendengarkan music via headset. Sampai beberapa lama kemudian, saat ditengah-tengah suara Barry Manilow mengalun lembut, suara seseorang lain menyela. Mengagetkanku yang tanpa sadar sedang terpejam menikmat sambil bersenandung.
“Maaf, mbak Dina” suara lembut seorang pria menyapa.
“ah eh ya, hey! Sori. Eh sore”. Dia pasti melihat nametagku
Seorang laki-laki berkacamata menatapku dengan senyum ramah. Kemeja biru dengan rambut berombak.
“Ini tadi saya menemukan buku di sofa sebelah sana. Sepertinya milik seseorang yang ketinggalan”
“Oh ya silakan mas. Oh. Ini buku yang bagus. Pemiliknya pasti sedih jika kehilangan. Anda sungguh baik hati menitipkannya pada kami”.
“Anda tahu buku ini? Boleh saya tahu tentang apa?”
“Umm kira-kira tentang seseorang yang iri hati lalu dia berusaha menyaingi pamor seseorang dengan melebih-lebihkan kemampuannya sampai suatu saat banyak masalah-masalah menimpanya”
“Wah, bukan teladan kisah yang baik. Mawar tak perlu mempropagandakan harumnya kan? Akan banyak orang yang bersaksi untuk itu.  Bung karno perna bilang seperti itu”
“Haha benar. Saya setuju”
Kami bertukar senyum dan salam sebelum akhirnya dia pergi.
Saat aku membereskan gelas-gelas di mejanya, seseorang pengunjung perempuan masuk. Aku lalu menyambutnya.
“Selamat Datang di Archemist Café”
“Umm maaf mbak. Liat ada buku yang ketinggalan disini nggak? Warna sampulnya merah”
Rambutnya hitam. Tipe wajahnya akan membuat lelaki menoleh dua kali. Ia memakai gaun merah.
“Oh iya ada mbak”. Aku melihat dia tersenyum lega.
“Tadi ada seorang pengunjung yang menemukannya. Laki-laki. Baru aja dia pergi. Ini bukunya”
“baru aja? Laki-laki pake kacamata tadi?”
“Iya”
“Oh ya, makasih ya mbak.”
Terburu-buru dia lari ke pintu keluar. Aku keheranan. Mungkin perempuan ini mau mengucapkan terima kasih pada si laki-laki berkacamata dan berpikir masih sempat mengejarnya.
Sudah jam 12 malam. Aku memutuskan menutup kafe. Aku sudah sering mengamati pengunjung keluar masuk kafe ini. Mengetahui bagaimana secangkir kopi bukan sekadar cangkir kopi. Dalam sesapan pertama ada kisah yang ingin diceritakan. Dan dalam sesapan terakhir, sering ada kisah baru. Perempuan dan lelaki tadi mungkin akan berkencan setelah berkenalan lewat insiden buku ini. Atau mungkin juga tidak. Hanya sekedar pertemuan sekali lewat. Kopi di kafe ini sering jadi penawar. Bagi cinta. Yang dengan senang hati datang dan pergi.

Tok. Tok. Ada Bidadari. WOW

`“Tok Tok”
“Siapa disana”
“Bie..”
“Bie..sapa?”
“Bidadari”
“Hah?”
“Selamat Ulang Tahun”
Aku membuka pintu disana. Memang ada bidadari.
Dia tersenyum. Lalu mengangkat tangan kanannya. Bukan Kue Ulang Tahun. Moncong Revolver tepat diarahkan ke dahiku. Klik.
Aku terbangun. Keringetan.

Tuhan, bidadari sebenarnya itu adanya di surga ‘kan ya? Apa aku harus mati dulu kalau mau ketemu bidadari?
02.45. Dini hari. Tadi termasuk mimpi baik atau buruk?
Sunyi.
Hanya ada suara kipas angin yang dibiarkan menyala. Blackberry-ku mengedip merah berkali-kali.
Sms dari teman. Waktunya jam 12 malam tadi.
“Hey, Mas. Selamat Ulang tahun ya”
Dari bidadari lain. Bidadari yang dulu sempat kuandai-andaikan jadi pendamping. Ish. Bidadari dunia nyata. Bukan bidadari dari dunia mimpi tadi.
Tuhan, bidadari sebenarnya itu adanya di surga ‘kan ya? Apa aku harus mati dulu kalau mau ketemu bidadari?
Tak harus begitu. Aku jawab sendiri. Di dunia nyata ternyata banyak bidadari. Bersliweran. Hanya numpang lewat. Cuma buat membekukan orang-orang yang melihatnya. Membuat dunia berhenti sejenak secara relativitas-nya Einstein. Kalau Tuhan bilang, bidadari di surga lebih cantik, aku ga bisa bayangin gimana cantiknya. Kalau bidadari surga yang ribuan kali lebih cantik boleh dipandang sesuka hati, kalau bidadari dunia nyata hanya boleh dipandang sekilas DENGAN tidak sengaja, setelah itu harus memalingkan muka. Perintah yang sering tak kupatuhi. Bidadari di dunia juga tak bisa ditangkap dengan Parfum yang namanya adalah bahasa inggris dari Kapak. Tsk.
Hari ini aku ulang tahun. 24. Secara matematis, umurku 31.536.000 detik. 31.536.001 detik. 3.153.6002. tapi secara teoritis dan teknis aku belum 24. Aku kan lahir jam 10 siang. Bukan jam 0 dinihari. Orang bodoh mana yang mengikrarkan ulang tahun dirayakan pukul 12 malam. Antara amnesia dan insomnia.
Tuhan, bidadari sebenarnya itu adanya di surga ‘kan ya? Apa aku harus mati dulu kalau mau ketemu bidadari? Kapan aku ketemu bidadari duniaku sendiri?
Bersabarlah, Ahmad. Kurasa Tuhan akan menjawabnya begitu.
Shalat Tahajud aja gih. Jodoh kan di tangan Tuhan, makanya minta ama Tuhan dong biar dikasih, biar ga disita Tuhan melulu.
Aku lalu bangkit. Berganti baju lalu berwudhu. Shalat. Damai. Dzikir. Menenangkan.
Setelah ini, biasanya diisi bagian doa.
Aku doa apa ya?
Tuhan, bidadari sebenarnya itu adanya di surga ‘kan ya? Apa aku harus mati dulu kalau mau ketemu bidadari? Saya ga pengen-pengen banget bidadari yang kau janjikan di Surga-Mu itu kok Tuhan. Aku mau yang kau janjikan di dunia saja. Ga mirip-mirip bidadari gapapa kok. Saya Cuma pengen seorang gadis yang jika menatapnya saya tahu saya telah pulang. Jika saya memeluknya, saya tahu saya damai. Entah di Paris, Venesia atau cuma di depan wastafel saya merasa itu romantis. Saya cuma pengen gadis yang beberapa tahun lagi ketika saya tidur kayak tadi tiba-tiba ada yang mengetuk di mimpi saya.
“Tok Tok”
“Siapa disana”
“Bidadari”
“Bidadarinya Sapa?”
“Bidadarimu. Makmummu.”
“Oh ya?  Mau apa?”
“Bangun yuk, sayang. Shalat Tahajud bareng. Kamu jadi Imamku”
“Alhamdulillah”
“Selamat Ulang Tahun, ya”

PHP vs Modus

PHP vs Modus

Sebuah Fiksi.

“I wish I’m special. But I’m a creep. I’m a weirdo. What the hell am I doing here? I don’t belong here.
I’m a creep. I’m a weirdo”
Radiohead ~ Creep

Liriknya makjleb banget. Serasa diserang Gollum yang berteriak-teriak sambil membawa belati. “MY PRECIOUS. MY PRECIOUS!”. Belatinya langsung tertancap di ulu hati. Gollum pergi sambil tertawa-tawa. Sedang yang ditusuk hanya berbaring telentang mengutuki kebodohannya sambil berkata pelan, “TER-LA-LU”




Ini tentang seseorang.

Sudah tahu yang disukai sudah memiliki pacar, tapi toh tetap bersikeras mencoba mendekati. Pada akhirnya, rasa kemarahan, kesal dan rasa sakit bercampur aduk yang didapatkan. I’m a weirdo. What the hell am I doing here? I don’t belong here. Dia bukan pacarmu, dan tak akan pernah menjadi pacarmu. Buka matamu, lihat baik-baik. Memangnya siapa kamu? Apa yang kau lakukan? Tidak ada tempat untukmu di hatinya. Pada awalnya cinta adalah perjalanan iseng. Pada akhirnya menjadi kebiasaan. Ketika cinta tak hadir, perjalanan tak bisa dihentikan. Ia tersesat. Mencari-cari jalan pulang. Aku tanpamu buti.. Oke, cukup.




Kondisi yang dialaminya saat ini adalah apa yang disebut pakar asmara akhir-akhir ini sesuatu yang banyak terjadi di masyarakat dan menjadi fenomena psikologi, yaitu kasus PHP. Pemberi Harapan Palsu.

“Menurut aku sih PHP itu perlakuan yang nggak menyenangkan.Ibaratnya kita dibuat melambung tinggi lalu dibuat jatuh dan terluka. Orang itu hanya memberi harapan-harapan kosong untuk maksud tertentu.” (Donny MP, 17th, hobi nggambus)***
“Proses dimana seseorang menggantungkan perasaan lawanjenis atau pasangannya dengan gombalan dan harapn harapan palsu.”(Luil, 19th, anak band gaul)***
“PHP itu orang yang sukanya kasih-kasih harapan palsu, sakit sih apalagi yang di PHP-in ditungguin tapi nggak ada hasil.” (Kamal, 16th, ABG kumisan).***




Kau bisa merasakannya di air. Air yang tenang tapi ternyata di dalamnya berisi ikan piranha. Gigitannya sakit sekali. Menimbulkan efek sindrom kesal dan galau. Ingin menangis tapi lupa caranya menangis. Bawang juga ga ada.




Kau bisa melihatnya. Ia tak kasat mata. Ada pada senyum rumus Fibonacci Leonardo Da Vinci milik seorang perempuan berambut hitam lurus. Pemilik bola mata yang ketika kau memandangnya, kau akan terseret masuk. Dalam konsep lebay, pesonanya seperti bola mata Sharingan.

Kau bisa menciumnya di udara. Banyak harapan-harapan palsu bertebaran di sana. Polusi. Seperti gelembung-gelembung air yang ditiupkan dari sedotan. Pecah ketika kau menggenggamnya.

Kau bisa merasakannya di angin. Angin sepoi-sepoi di bawah pohon yang secara perlahan-lahan membuatmu mengantuk. PHP seperti itu.

Angin adalah udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.
PHP adalah efek chemistry fatamorgana yang tercipta dari orang yang memiliki tekanan pesona tinggi ke orang yang memiliki tekanan pesona rendah.
Semakin cakep wajah orang yang memiliki pesona tinggi dan semakin jelek wajah pesona orang yang memiliki tekanan pesona rendah, maka semakin besar peluang PHP terjadi. Dan semakin besar pula peluang untuk melakukan modus.

Menurut penelitian, baik pelaku maupun korban PHP sebagian besar adalah mereka yang memiliki status jomblo. Ah maaf, maksud saya: single.




Pada awalnya status jomblo adalah biasa saja. Sampai ada situs jejaring sosial dan orang-orang ramai secara ndeso menumpahkan kegalauan mereka. Status jomblo kemudian menjadi masalah. Epidemic. Kepanikan massal. Para kaum jomblo lalu menciptakan definisi baru untuk status mereka: Single. Apa bedanya? Jomblo itu nasib, Single itu prinsip. Sebuah definisi mantap untuk alibi yang sempurna. Sempoa!




“Ciyee.. Dia pacar kamu ya?”
“Bukan. Temenku!”
Pada awalnya, seseorang santai saja dengan statusnya yang tak memiliki pacar. Sampai orang yang disukai seseorang tersebut berkata, “Dia bukan pacarku”.  Tak punya pacar menjadi masalah. Karena diucapkan oleh orang yang dianggap special, perkataan ini jadi sangat menusuk dan membuat makjleb. Kondisi yang biasanya diikuti dengan seseorang berkata, “Puk puk”




Dia lalu mereplay memori di otak. Karena mungkin dia saja yang selama ini terlalu GR, jadi bukan salah si cewek yang melakukan PHP.
-          Makan bersama berdua. Checked. √

Berapa total makannya?”
“G usah lah. Biar aku yang bayar.”
Lalu berujung makan indomie instant di kos-kosan selama seminggu.

-          Maen sepik-sepikan ala Andre Taulany. Checked. √

Kamu kok baek banget sih”
“Cuma dibilang baek aja? Ga dikasihin apa-apa gitu, kek?”. Ciuman misalnya.
“Aku kasih hatiku aja, gimana?”. Ia mangap. Emoticon titik dua huruf D besar. “Hahah. Becanda kok”. Ia mingkem. Emoticon huruf T besar, titik, huruf T besar.

-          Nonton film berdua. Checked. √

Lewati saja bagian ini. No comment. Biarlah menjadi rahasia. Akan kuceritakan lain waktu.

-          SMS dan telepon-teleponan sampai larut malam. Checked. √

“Makasih ya udah ditemenin ngobrol”. Lalu ditinggalin tidur. Kejebak circle temenin-aku-ngobrol-sampe-aku-ngantuk-zone. Beda tipis dengan kejebak friend-zone.

-          Mengantar jemput dia dengan sepeda motor. Checked. √

Melewati jajaran lampu-lampu kota. Senyuman bulan. Sadel sepeda motornya senang. Ia tak lagi perawan. Sayang mereka berdua ga sampai nyabuk. Ga boleh dong. Apalagi dia pake ransel. Jadi ga bisa modus berhenti ngerem tiba-tiba. Ada peraturan tak tertulis, kalau bukan pacar tas ransel yang nyetir di taruh di belakang punggung, kalau pacar tas ditaruh di dada. Karena tas ransel dipakai di pungggung, jadi dia harus memajukan bokongnya agar sadelnya cukup untuk dua orang. Panas dan sungguh tak nyaman. Jika ini berlangsung terus, dia berpikir bokongnya bisa flat.

-          Jalan-jalan berdua di hari libur. Checked. √

Ketawa-tawa bak orang pacaran. Indahnya. Menaktrir si cewek lagi makan berdua. Romantis. Makan indomie lagi di akhir bulan. Meringis.

-                      Hangout berdua malam Minggu. Checked. √

Kencan on the weekend. Menertawakan para jomblo-jomblo yang galau. HAHAHA. Lalu bergabung dengan mereka begitu si cewek kembali bersama pacarnya. Galau massal di dunia maya. HUHUHU.

Dia mengecek kembali list di atas. Kesimpulannya, selama ini dia hanya menjadi donator makan dan tukang ojek tak resmi si cewek. HAHAHAHASUU.

Tentu saja PHP ini menjadi kasus yang mudah. Langsung saja nyatakan cinta dan mengkonfirmasi perasaan si cewek balik. A piece of cake. Jika dia juga mencintainya, Alhamdulillah ya sesuatu. Jika bertepuk sebelah tangan, sabar aja ya. Puk puk. Tapi kasusnya menjadi sulit karna si cewek begitu setia dengan pacarnya. Mau tak mau dia memutuskan dalam posisi menunggu. Menyerobot si cewek dari pacarnya adalah menyinggung manhoodnya sebagai lelaki. Tak akan dia lakukan.

Oke cukup. Kondisi ini ia merasa malah menjadi tertawaan para laki-laki di seluruh dunia. Pada seusianya, laki-laki di tempat lain mungkin sudah mahir menjalani praktek permodusan. Tentang bagaimana cara menggebet cewek secara mudah, bergonta-ganti dan mengambil keuntungan dari mereka. Bukan sebaliknya. Tolol. Sebagai orang yang berkeinginan menjadi playboy dalam buku catatan mimpinya, si cowok ini merasa gagal. Di-PHP-in menjadi kasus lebih parah daripada ditolak. Dia mencari di google, sedikit keterangan tentang ciri-ciri cewek pemberi PHP. Yang lebih banyak malah sebaliknya, ciri-ciri cowok pemberi PHP. Dalam kasusnya, ini sungguh ngenes. Titik dua kurung buka.
Maka sejak saat ini ia memutuskan, dia tak akan lagi mencoba mendekati si cewek. Sudah cukup. Sms dan teleponnya tak akan  ia balas. Permintaan tolongnya tak akan lagi ia penuhi. Makan? Bayar sendiri dong! Enak saja. Emangnya ia cowok apaan. Begitu pikirnya. Semua orang memiliki batasnya masing-masing, bukan.
Semangat. Masih banyak cewek yang bisa digebet.




Tliit. Tliliit. Hapenya bergetar. Ah ada sms masuk.
Dari si cewek. Panjang umur bener.
“Keluar yuk. Nonton”
Si cowok mengetik secepat kilat.
“Oke, aku jemput ya. :D”
Si cowok nyengir. Hari ini akan jadi malam yang indah. Menghabiskannya dengan cewek yang disukai. Jomblo bahagia. HEHEHE.
Eh tunggu..
….
….
……
Sialan !
Brengsek !







Quote :
“Cowok brengsek adalah cowok baik-baik yang disakiti” ~ @tlvi

“Ga apa-apalah ga bisa macarin dia, yang penting bisa modusin dia” ~ Mas Wahid

Oke guys!! NO MORE PHP! It’s time for MODUS ATTACK to strikes back!!

Sebuah Fiksi. Ya mungkin ada non-fiksi sedikit.


Ttd
D.
Calon Playboy




*** kutipan wawancara diambil dari Sumber: http://remaja.suaramerdeka.com/2012/06/14/kata-mereka-pemberi-harapan-palsu-php-itu-apa-sih-part-2/




Persepsi saya tentang Gangnam Style dan Teori 11 Jam

Dari pengetahuan yang kubaca di suatu tempat: “Ketika kau bekerja lebih dari 11 jam, otakmu akan mulai melakukan hal-hal aneh”. Aku bekerja di lingkungan yang orang-orangnya terbiasa bekerja lembur lebih dari 8 jam. Bekerja sampai 12-14 jam adalah hal biasa di sini. Dan mungkin pernyataan awal diatas bisa menjadi alasan masuk akal kenapa orang-orang disini kadang juga melakukan hal-hal aneh. Beberapa diantaranya malah menjadi kebiasaan.

Ada yang suka sekali melakukan kejahilan. Malam-malam sembunyi di tempat tertentu dan menakut-nakuti rekan kerja lain terutama yang masih baru dengan suara-suara seram adalah yang paling favorit. Dan saat si korban dengan serius bercerita, efeknya bisa antara menahan diri untuk ketawa atau malah kemudian meragukan diri sendiri jangan-jangan memang ada hantu saking terdengar nyatanya pengalaman si korban (padahal sudah tahu dia sendiri pelakunya). Ada juga yang suka mencampur minuman teman dengan zat-zat tertentu seperti garam atau upil. Dulu bahkan ada yang suka jahil mencampur minuman dengan air kencing. Aku rasa aku pernah jadi korbannya, hanya saat itu aku tak tahu. Brengsek.



Untuk aku sendiri, setelah 11 jam lebih bekerja,  otakku (bukan aku pribadi loh ya) suka menyuruh tubuh untuk tiba-tiba joget, nari-nari, teriak-teriak dan nyanyi ga jelas. Nakal sekali. Tentu saja tubuh ini tahu tempat dan waktunya. Kegiatan tersebut hanya dilakukan saat kondisi sepi dan sendirian. Luar biasa apa yang bisa dilakukan oleh orang yang bosan dan sendirian. Dan karena akhir-akhir sedang popular tarian Gangnam Style, otak saya tentu tak mau terisolasi dari tekanan pergaulan. Tubuh ini secara otoriter diperintahkan untuk meniru tarian gangnam style. Mata diperintahkan mengamati tingkah laku Psy di video klipnya lalu otak merekamnya secara fotografis. Dilakukan secara kontinyu sampai hafal.



Nah, beginilah tutorialnya: saat menari gunakan rumus hentakan kaki: 1-1-2-1-1-2. Pertama, sambil bersikap tangan seolah menarik tali kekang kuda, kaki dihentakkan secara bergantian. Kaki kanan 1 hentakan, kiri 1 hentakan lalu kanan 2 hentakan, kiri 1, kanan 1, dan terakhir kiri 2. Kemudian berganti dalam sikap memutar-mutar tali laso. Hentakannya masih sama, menggunakan rumus 1-1-2-1-1-2. Mudah sekali, kan? Nah, sekarang kalian bisa mencobanya di rumah. Jangan lupa sambil memutar lagunya untuk lebih menghayati.



Menurut penyanyinya, Psy: tarian Gangnam Style terinspirasi seperti sedang menunggang kuda. Saya sebenarnya lebih percaya jika dia bilang dia terinspirasi tarian ini karena ngambek dulu waktu kecil dia tak dibelikan mainan kuda-kudaan oleh orangtuanya. Atau saya juga akan percaya, seperti yang saya baca di novelnya Andrea Hirata yang mengutip tentang kesukaan seseorang tentang kuda, jika sebenarnya Psy menderita penyakit gila nomor lima: obsesi kompulsif terhadap kuda. Baiklah, tapi ini hak Psy untuk tak mengakuinya. Bukan wewenang ilmiah saya menentukan apakah Psy itu orang gila atau orang jenius kreatif.

Akhir-akhir ini sebenarnya saya juga sedang menunggu seseorang untuk secara kreatif memadu tarian Gangnam Style ini dengan tarian ala Kuda Lumping. Muatan Internasional digabung dengan muatan Lokal. Asyolole sekali paduan ini. Sama-sama kuda kan, jadi cocok lah. Saya menyebutnya tarian Gamping Style, akronim dari kata Gangnam ditambah Lumping. Dalam tarian Gamping Style ini ada tambahan adegan menari seolah-olah makan beling sambil tentu saja kaki dihentakkan dengan rumus 1-1-2-1-1-2. Tak lupa juga ekspresi kesurupan yang heboh dan ayunan pecutannya. Saya bergetar terharu membayangkan bagaimana indahnya tarian ini. Estetik, postmodern dan unik. Luar biasa. Coba sejenak kalian bayangkan, bung! CTAARRR!!

Sayangnya ternyata belum ada orang yang memiliki otak bekerja lebih dari 11 jam tiap hari yang melakukan tarian Gamping Style ini untuk kemudian menguploadnya ke Youtube. Saya yakin: 1 juta penonton bisa diraih secara singkat. Dan kalau beruntung, mungkin bisa masuk Guinness Book of Record.

Moral dari kisah Gangnam Style diatas yang bisa saya petik adalah betapapun aneh kebiasaan anda, kemaslah secara apik, frame yang unik dan dengan cara yang tepat. Orang akan lebih menghargainya dan terpukau karenanya. Olga Syahputra yang seorang lelaki punya kebiasaan aneh berupa berjalan ngondek dan cablak seperti perempuan, mampu mengemasnya dalam bentuk profesi pembawa acara TV. Ruhut sitompul yang punya kebiasaan aneh mengeluarkan komentar-komentar aneh mengemasnya dalam panggung anggota DPR. Dan kalau anda punya kebiasaan aneh berupa klepto, tirulah cara kemasan Gayus dan Nazaruddin. Mungkin anda membenci orang-orang yang saya sebutkan tadi, tapi mereka hanya orang-orang yang otak mereka sudah bekerja terlalu lama, lebih dari 11 jam.

Baiklah, contoh diatas mungkin contoh buruk. Saya tak bisa mencari contoh yang baik, mungkin ini juga disebabkan otak saya hari ini juga sudah bekerja lebihd dari 11 jam. Tapi Jikapun anda tak bisa mengemas kebiasaan aneh anda secara tepat lalu kemudian disalah pahami orang sekitar, jangan khawatir. Menurut WHO, sepertiga orang di dunia memiliki ciri-ciri yang cocok dengan orang yang memiliki penyakit kelainan mental. Jadi tak usah berkecil hati, anda tak gila sendirian.

NB : Jika anda belum yakin tentang teori otak melakukan hal aneh setelah bekerja lebih dari 11 jam, ingatlah seorang polisi bernama Norman Kamaru. Lihatlah  video rekamannya yang sedang menyanyi lip sync lagu Chaiya Chaiya. Saat itu setelah bosan melakukan patroli jaga seharian, saya percaya otak Norman Kamaru menyuruh tubuh dan mulutnya untuk berjoget dan menyanyi lagu India. Terbukti.

What I see on My Campus and about Students in there

What I see on My Campus and about  Students in there
Catatan saat menjadi mahasiswa semester 3



Kampus ini kecil. Maksudku jika dibandingkan dengan kampus-kampus negeri yang kutahu di Surabaya. Kampus ini bahkan tak lebih luas dibanding sekolah menengahku dulu. Taruhlah kau memasuki pintu pagar kampus. Di depan adalah pintu masuk utama. Di kananmu adalah bagian informasi kampus, kantor bank kecil, ATM dan ruangan-ruangan lain berkaitan dengan kampus. Di kiri kejauhan adalah masjid. Lalu langkahkan kakimu masuk beberapa meter, itu adalah lobby yang ditengahnya ada pilar kayu berisi LCD TV dan buku-buku.  disebelah kanan adalah kantor-kantor biasa dan ruangan computer. Di sebelah kiri juga berisi kantor-kantor, Fakultas Hukum dan FISIP serta ruangan rector dan wakil-wakilnya. Langkahkan kakimu lagi beberapa meter. Hanya ada madding-mading fakultas dengan bangku-bangku panjang dibawahnya. Keluar lagi, semacam tempat parkir tak resmi. Di sebelah kanan adalah perpustakaan dan tempat fotokopi dengan gazebo di depan gedungnya. Di sebelah kiri adalah kantin, sedang di depan ada kamar-kamar UKM dan BEM dengan ditengah-tengahnya adalah jalan menuju gedung lain. Arahkan kakimu ke jalan itu, disitu ada gedung fakultas keguruan dan psikologi. Itu saja luas kampus ini. Tapi disini ratusan mahasiswa, dosen dan pegawai kampus menjalani kehidupan akademisnya.,

Aku kerja sambil kuliah. Pagi kuliah, malam kerja. Pagi kerja, malam kuliah. Begitu terus dalam rutinitas teratur setahun ini. Suatu malam, setelah pulang kuliah, aku duduk di kantin. Disini entah kenapa menjadi tempatku biasa duduk-duduk sebelum pulang. Dekat dengan tempat parkir. Aku sebenarnya hendak melakukan aktivitas biasa: berselancar internet memanfaatkan wifi kampus. Tapi entah kenapa, aku bosan. Aku bosan bermain-main dengan barang elektronik. Aku ingin berinteraksi dengan manusia. Karena saat itulah, aku merasa lebih hidup. Ada perasaan dan pertanyaan tiba-tiba muncul saat aku duduk-duduk sendirian: “Apa sebenarnya yang kulakukan disini sih?”. Maksudku, bukannya aku tak punya tujuan. Rutinitas kerja kuliah ini adalah pilihanku dan keinginanku. Dan harusnya aku menikmatinya. Tapi tidak. Aku dilanda kebosanan. Tak tahu apa yang harus kulakukan, aku lalu menerawang dan memandangi mahasiswa yang lalu lalang. Beberapa sibuk dengan aktivitas UKM dan lainnya dalam perjalanan selesai kuliah. Meskipun aku lebih tertarik memperhatikan mahasiswi-mahasiswi cantik yang bersliweran, mungkin inilah sebabnya kantin menjadi salah satu tempat favoritku. Tempat ini satu dari beberapa spot strategis untuk cuci mata. Selain tentu area depan mading. (bergabunglah denganku jika cuci mata ada dalam tanda centang yang kalian isi dalam kertas daftar hobi). Aku memperhatikan semua mahasiswa ini. Apa yang sebenarnya mereka lakukan di kampus ini selain hanya kuliah. Aku berpikir, lalu aku mendengar seseorang yang ngobrol dengan temannya, “Kampus ini bisa jadi latihan berpolitik.”. itu dia, setiap mahasiswa memiliki cara pandang sendiri tentang kampus ini. Tentang bagaimana mereka kemudian menjalani kampus ini. Aku memikirkan dan mengingat-ingat semua teman-teman mahasiswa yang pernah kukenal dan kuamati. Bagaimana mereka memandang kampus ini? Iseng lalu kubuat beberapa kategori.

Mahasiswa yang memandang kampus sebagai praktek kegiatan berpolitik dan berorganisasi. Aktivis. Ciri-cirinya suka memakai jas almamater dan kadang bawa spanduk. Mereka terlihat dimana-mana dan disaat yang bersamaan sukar sekali ditemui saking sibuknya. Hampir aktivitas mereka dari pagi sampai malam hari dihabiskan di kampus. Mereka seolah-olah memiliki energy ekstra dibanding mahasiswa lain. Luar biasa. Tapi terkadang di saat bersamaan, aktivitas wajib perkuliahan mereka malah terbengkalai. Tapi di pundak merekalah, denyut nadi kegiatan kampus berjalan.

Mahasiswa yang memandang kampus sebagai tempat mengekspresikan diri. Kita lebih sering melihat mereka melakukan kegiatan UKM. (Maksudku benar-benar melakukan kegiatan UKM. Karena beberapa anggota UKM hanya sekedar menjadikan UKM tempat nongkrong). Saat ada aktivitas UKM, mereka juga terlihat sibuk seharian.

Mahasiswa yang memandang kampus sebagai kehidupan SMA kedua, tempat bermain-main, tempat mereka bertemu teman-teman untuk bercanda dan sebagainya. Mereka mengeluh saat ada tugas kuliah tambahan, senang saat tak ada dosen, dan lebih sering menghabiskan waktu di kelas untuk ngobrol atau jalan-jalan hang out ke luar kampus. Kebanyakan kelompok ini adalah mahasiswa pagi yang baru lulus SMA, masih alay dan labil. IPK mereka rata-rata. Di pikiran mereka hanya bersenang-senang , menyalahartikan kata mutiara dari Rhoma Irama: “Masa muda adalah masa yang berapi-api”. Facebook dan twitter adalah fitur wajib mereka yang mencatat segala pemikiran, perasaan dan aktivitas mereka. semacam diary sekaligus teman yang paling mengerti. Lebih mengerti daripada iklan pembalut yang mengaku mengerti wanita.

Mahasiswa yang memandang kampus sebagai rumah. Dan rumah tempat mereka sebenarnya malah hanya persinggahan. Ada kuliah atau tidak, ada kegiatan UKM atau tidak, mereka tetap akan pergi ke kampus dan/atau mbleset  jalan-jalan ke kota. Fifty-fifty. Mereka cenderung menganggap teman-teman mereka adalah keluarga sebenarnya. Mirip seperti kelompok sebelumnya di atas, hanya saja kelompok ini lebih tidak betah di rumah. Sering pulang malam. Mereka bahkan sering tidur di kampus. Cenderung menjurus remaja broken home. Dan jarang terlihat saat jam-jam kuliah, tapi sering terlihat saat tak ada perkuliahan. Emosi mereka membingungkan orang sekitarnya dan sering disalahpahami. Kalau kau tak pernah mendapat ilmu psikologi minimal 3 tahunb, jangan coba-coba memahami logika dan perasaan mereka karena kau akan berakhir seperti cowok yang coba memahami ceweknya yang sedang PMS dan kelaparan. Tapi kelompok ini patut mendapat simpati. Mereka hanya anak-anak muda yang kesulitan melalu fase menuju kedewasaan.
Mahasiswa yang memandang kampus sebagai tempat persinggahan. Kebanyakan kelompok ini adalah mahasiswa yang nyambi bekerja. Jadi waktu mereka sudah sangat sibuk. Kuliah hanya rutinitas biasa. Setelah perkuliahan selesai, batang hidung mereka akan langsung menghilang. Pulang untuk langsung bekerja atau pulang ke rumah untuk beristirahat. Kecepatan menghilang mereka hampir menyamai kecepatan PKL-PKL depan kampus saat menghindari patroli satpol PP.

Mahasiswa yang memandang kampus sebagai tempat menuntut ilmu. Golongan mahasiswa cerdas, kutu buku dan haus ilmu. Lebih sering terlihat di perpustakaan atau di depan laptop untuk mengerjakan tugas. (Meski untuk yang terakhir harus dilihat dulu di layar laptop mereka, karena mahasiswa yang tak masuk golongan ini hanya menampilkan halaman situs game, facebook atau bahkan situs yang menjadi teman akrab mereka melampiaskan hormon testoteron yang berlebih). Kelompok cerdas ini rajin mengumpulkan tugas-tugas kuliah dan IPK mereka tinggi. Mereka bisa menjadi teman potensial bagi mahasiswa tipe manapun yang tak terlalu antusias dengan tugas kuliah serta yang menganut paham: “Dosen hanya tipe orang-orang yang suka menghancurkan masa muda.”

Mahasiswa yang memandang kampus sebagai praktek kegiatan berbisnis. Menurut penelitian, kampus bisa menjadi tempat potensial untuk praktek belajar bisnis dan menjadi entrepreneur pemula. Dan kelompok ini percaya hal itu dan mulai bersiap-siap dari sekarang. Promosi produk dan bertransaksi adalah kegiatan wajib mereka. Mereka sadar, dunia sebenarnya adalah dunia di luar kampus. Dunia yang lebih kejam dari ibu tiri, bahkan lebih menjengkelkan dari di-PHP gebetan



Mahasiswa yang memandang kampus sebagai the sanctuary dari dunia luar, pelindung dari dunia kerja yang kejam. Kampus seperti suaka bagi mereka. Golongan ini kebanyakan adalah mahasiswa veteran yang tak lulus-lulus.  Hanya tinggal skripsi. Mereka terkesan takut meninggalkan dunia kampus yang nyaman lalu harus bekerja keras berdikari sendiri. Bertanya pada mereka urusan skripsi urusannya sama menanyakan tentang hal berat badan pada orang gemuk, masalah pacar pada jomblo, dan serta masalah “kapan kawin?” pada perawan tua dan bujang lapuk. Sungguh sangat tak sopan



Mahasiswa yang memandang kampus sebagai ladang ikan. Tipe mahasiswa pemburu. Anda tahu ungkapan,”Tenang, masih banyak ikan di lautan”. Benar, jika diibaratkan cewek adalah ikan, maka cowok adalah nelayan atau pemancing. Kelompok ini adalah kelompok idola aku. Kelompok yang memandang menggaet wanita adalah sebuah seni dan perayaan kehidupan. Mereka tetap rutin masuk kuliah meski sebenarnya tak begitu peduli dengan tugas dan perkuliahan jika itu tak berprospek dengan kehidupan seni bercinta mereka. Kelompok ini aku perhatikan ada dua macam. Kelompok Serigala dan Kelompok Elang. Kelompok serigala bereaksi dimanapun terlihat perempuan cantik di sekeliling mereka. Di dalam otak mereka bisa diimajinasikan kartun serigala dengan mata melotot, jantung dengan simbol hati berdetak keras maju mundur, lidah menjulur julur, bibir bersiul keras, dan kaki melompat-lompat saat melihat perempuan cantik ada dalam radar. Meski dari luar mereka tampak tenang.



Kelompok Elang cenderung tenang, cool dan misterius. Diam-diam mereka menyeleksi wanita cantik di sekeliling mereka, menentukan target sasaran, kemudian baru bergerak focus pada satu sasaran. Lebih elegan dari kelompok serigala. Dua-duanya paham bagaimana berinteraksi dengan cewek dan cara merebut perhatian mereka. Golongan ini sudah makan pengalaman ditolak, ditembak, memanipulasi dan diterima berbagai tipe cewek. Aku ingin sekali berguru dengan mereka.

Dalam kategori-kategori di atas, seorang mahasiswa bisa masuk dalam beberapa kategori sekaligus, tapi aku hanya mengambil ciri-ciri yang paling menonjol. Dan tentu saja ini hanya analisa sok tahu dari seorang mahasiswa jurusan komunikasi. Jadi CMIIW jika aku salah dan tambahkan jika ada beberapa kategori lagi.

Melihat orang-orang ini, aku merasa menonton cinema comes in reality. Aku takjub dengan mahasiswa-mahasiswa yang memiliki energy lebih berorganisasi dan suka menghabiskan waktu di kampus. aku keheranan dengan mahasiswa civitas of sanctuary. Aku terpukau dengan mahasiswa pebisnis. Aku maklum dengan golongan mahasiswa ababil. Aku merasa senasib dengan mahasiswa pekerja. Aku iri dan terpukau dengan mahasiswa pemburu ikan. Melihat mereka kemudian aku sadar. Aku juga harus punya tujuan sendiri, dan memang sudah. Aku sudah punya tujuan dan mimpi yang ingin kugapai. Tapi aku tak Menentukan jadwal, tak membuat deadline dan tak konsisten menjalankannya. Aku lalai. Karena itulah aku merasa bosan dan hampa. Aku sejenak lupa dengan tujuanku. Apa tujuanku? Pada saatnya kalian nanti akan tahu, dan kuharap saat itu aku bisa berbahagia membaginya bersama kalian.

Catatan Iseng 18+ : tentang cewek dan cowok

Cobalah jalan-jalan ke mall-mall kota besar. Bila beruntung, kau akan menemukan dua tipe pasangan remaja seperti ini: Cowok jelek berpasangan dengan cewek cantik, dan cewek cantik berpasangan mesra dengan cewek tomboy. Tipe yang pertama, masih misterius menurutku. Beberapa mengatakan itu karena uang, tapi menurutku ada hal lain yang lebih dalam. Ada hal-hal yang membuat cewek ini betah bergandengan dengan cowok berpenampilan kurang. Dan aku masih mempelajarinya, semacam studi kasus (aku punya 1 folder khusus berisi ratusan file PDF,word,txt,ebook dan saved webpage tentang cara-cara menggaet wanita cantik; bagaimanapun kejombloanku, kecupuanku akan cewek dan ketidakberuntunganku akan cinta perlu diakhiri, jadi jangan anggap aku main-main dalam hal ini). Aku akan mengabari pada kalian bila aku berhasil mengetahui penyebabnya dan menguasai studi ilmu ini ;). Tipe yang kedua, lebih misterius lagi. Orang menyebut mereka pasangan lesbian. Tapi Aku bener-bener nggak ngerti. Jika lesbian, kenapa si cewek menyukai cewek lain yang tampang dan dandanannya tetep kayak cowok. Maksudku, dimana letak masuk akalnya. Laki-laki disebut punya dua kepala. Dan cewek tomboy ini cuma punya satu. Semacam menolak beli barang original asli, tapi memilih beli barang bajakan KW1 yang mirip aslinya. Tetep aja ga mirip. Goblok. Hosh, hosh. Sorry sorry, tiba-tiba jadi emosi. Maksudku ini semacam menghina kelelakian kita kaum lelaki gitu, ngerti nggak sih. Segitu putus asanya. Macam cowok normal baik-baik kayak nggak ada aja (uhuk)

Omong-omong tentang cewek-mirip-cowok, Aku juga udah sering banget ngalamin kebingungan menentukan jenis kelamin seseorang ketika tiba-tiba berpapasan dengan seseorang. Sekarang tampang mereka sering tak ada bedanya. Terakhir, waku ke warnet deket rumah, ketemu penjaganya aku bingung mau nyapa mas atau mbak. Secara rambutnya pendek, wajah fifty-fifty ditutupin tangan. Untunglah, suara cemprengnya menyelamatku dari kebingungan ini. Dia perempuan. Huft. Setelah ke warnet, aku ke tempat fotokopi. Ketemu seseorang yang lagi fotokopi brosur. Brosurnya isinya pijat refleksi, dan dia nawarin ke aku  cara memperbesar alat kelamin cowok. Uanjir !!

Uanjir !! (masih kaget)

Uanjir !! (diulang lagi biar dramatis)

Aku berprasangka baik bahwa ini hanya tawaran acak, dan mencoba tidak berprasangka buruk bahwa orang ini menilai postur tubuhku kemudian berprasangka tak benar tentangku (kurang ajar sekali! (˘̯˘") ).
Aku memikirkan hal ini sedikit sangat serius (tolong lebih ditekankan pada kata ‘sedikit’) dan kaitannya dengan kasus cewek-cowok ini. Apakah benar-benar nyata dan manjur? Apakah sangat berkontribusi untuk kaum lelaki dan kemudian untuk nusa bangsa? Kalau ya, orang-orang seperti inilah yang layak masuk surga. Syahdan, orang ini kemudian memperlihatkan bukti sms-sms valid kiriman dari pelanggan-pelanggannya untuk lebih meyakinkanku lagi. Salah satu isinya: “Adikku mas, tolong dipijat. Udah lima tahun dia kalah terus dari ceweknya”. Oh Tuhan, sebagai sesama kaum lelaki, saya turut prihatin dan bersimpati.
Aku pun bertanya bagaimana sebenarnya metode pemijatan pembesaran alat kelamin ini. Maksudku orang ini kan laki-laki ya, apa dia dengan tenangnya akan memijat dan meremas-remas penuh penghayatan pisang bertelur dua milik pasiennya? Sungguh mengerikan. Nggak kebayang gimana ekspresi pasiennya. (pada bagian ini, ga usah bilang “WOW”). Untunglah, ternyata metode pemijatannya tidak sevulgar itu, tapi melalui pemijatan telapak dan pergelangan kaki yang kemudian pada akhirnya berefek pada bagian yang letaknya puluhan centimeter di atasnya itu. Selanjutnya, sambil mengisap rokoknya yang asapnya mengebul membuat mataku kelilipan, orang ini memberikanku gratis salah satu brosurnya. Maka kuterima pemberiannya penuh khidmat. Dalam hati ada semacam perasaan seperti tercerahkan (bayangkan adegan di film dimana murid menerima gulungan suci dari gurunya yang seorang biksu. Jangan lupa efek bunyi gongnya. GONG!). Gulungan suci itu, maksudku brosurnya, lalu kulipat rapi kecil-kecil dan kusimpan di dalam dompet. Jangan salah paham, aku tidak tertarik akan hal ini (aku kan belum menikah, jadi nggak-akan-pernah-perlu lah, IYA 'Kan?), tapi karena aku orang yang baik hati, brosur ini kusimpan cuma buat jaga-jaga. Siapa tahu ada yang membutuhkan, benar?
Oke, kembali ke topik. Jika terus-terusan seperti ini: dimana makin banyak jumlah cewek yang menyukai cewek tomboy dan cewek berdandan kayak lelaki (atau malah cowok kayak cewek), lama-lama Negara kita akan kayak Negara Thailand sono: cowoknya sering malah lebih cantik dari ceweknya (pada bagian ini, kalian boleh bilang “WOW”); dan aku jadi kasian ama anak cucuku nanti. Mereka pasti bingung kalo nyari pacar, dan pada akibatnya persentase jumlah remaja jomblo galau pasti meningkat kedepannya. Bukankah ini sangat membahayakan masa depan bangsa?
Untunglah, beberapa hari lalu ada kabar  membahagiakan. Kudengar Tuhan telah membukakan mata hati Jessica Iskandar. Dia kini tak lagi berharap cinta kekasih palsunya: Olga Syahputra, tapi sedang memiliki hubungan dengan seorang cowok bule bernama Oscar. (Good Job, Oscar!). Dan sepertinya kali ini benar-benar dengan cowok tulen. (ada yang bisa mengkonfirmasikan ketulenan si Oscar ini? Dan Oscar siapa sih nama lengkapnya? :O). Berita-berita terdahulu yang menyebutkan Jessica jatuh cinta ama Olga Syahputra sungguh membuat miris.  Really? Seriously? Ini benar-benar membuatku merasa gagal sebagai cowok. Olga yang ngondek gitu aja bisa dapetin cewek hot  gitu. Aku? Too long being single. Crap. (pada bagian ini, GA USAH KETAWA! Щ(ºДºщ))
Liat kan akibatnya bila orang terlalu lama single? Coba pikirkan bila generasi muda banyak yang kayak gini. Ckckck
 Jadi, di bulan puasa ini, coba selipkan pada doa-doa kalian, bermohonlah semoga makin banyak cewek penyuka cewek-seperti-cowok yang tersadarkan. Amin.
NB: FYI, Brosur dari orang yang kutemui di fotokopi, masih kusimpan rapi di dompet. Jika ada yang tertarik, saya bisa kasih nomor teleponnya. Via privat message saja. Demi harkat martabat sesama kaum lelaki, tentu saja saya akan merahasiakan identitas anda. Jangan khawatir ;)









Namaku.. Ah sudahlah


Namaku Bagus. Aku cowok jam setengah 8 malam. Bagi dia. Bukan, bukan. Aku bukan cowok aneh mesum yang suka mengintip kegiatan dia lewat teropong pada jam-jam tersebut ataupun lelaki penyiar berita favoritnya di acara berita malam. Aku cowok jam setengah 8 malam. Bagi dia. Bagi Bulan. Tiap jam setengah 8 malam hampir tiap hari aku meneleponnya dan kami mengobrol tentang apapun. Kubilang hampir, karena kadang dia tak mengangkatnya. “Sorry, lagi ada cowokku, gus”. Ouw. Taik ! Ya, untuk menjawab penasaranmu, aku menyukai dia. Dia bukan perempuan pertama yang kusukai, tapi dia satu-satunya yang bisa membuatku merasa bingung tak keruan, gelisah tanpa sebab dan ketawa sendiri tanpa alasan. Dihadapannya, reputasi cowok playboyku hancur deh. Dipermainin macam kintiran. Apa ini ya yang namanya karma? Kampret.
Ku mencintaimu sedalam-dalam hatiku. Meskipun aku hanya kekasih gelapmu”.  Iya iya. Liriknya aku ganti. Sialan, aku galau bro.
***

Namaku Bayu. Aku cowok jam 12 malam. Bagi dia. Bukan, bukan. Aku bukan cowok yang tiap tengah malam berdiri di pinggir jalan memakai rok mini (dan karenanya diragukan kelelakiannya) menghabiskan waktu antara mengejar-ngejar cowok menyimpang lain dengan dikejar-kejar para laki-laki berseragam. Bukan. Aku cowok jam 12 malam. Bagi dia. Bagi Bulan. Tiap jam 12 malam minimal 3 kali dalam seminggu ia meneleponku tepat jam itu. “Aku ngantuk, nggak bisa tidur. Temenin ngobrol, dong”. Aku kemudian membuatnya tertawa dengan lelucon-leluconku (kukira aku cukup mahir dalam hal ini) sampai ia merasa kantuk sangat dan lalu memutuskan telepon. Tanpa ucapan terima kasih dan selamat malam. Sialan, macam aku obat tidur pengundang kantuk saja. Taik ! Ya, untuk menjawab penasaranmu, aku menyukai dia. Sangat malah. Aku tak berkeberatan dalam hal ini meski ini sangat menggangu jam tidur biologisku. Meski dia sebenarnya sudah punya kekasih. Kampret.
bila memang sudah mendapat lelaki lain, buat apa sih benang biru kau sulam menjadi kelambu”. Wueez, kampret. Tetangga pas banget nyetel lagu dangdut di depan kamarku. Sialan, aku galau bro.
***

Namaku Bulan. Aku cewek cantik. Temen facebook aku ribuan lebih, jadi terpaksa deh buat akun lebih dari satu. Sekarang aja udah punya empat. Hihihi. Aku udah punya pacar sih, tapi aku juga punya dua cowok laen calon pacar. Satu cowok yang sering kutelepon jam 12 malam, satunya cowok yang sering meneleponku jam setengah 8 malam. Dua-duanya lumayan lah. Wajah nggak jelek juga. Ya, untuk menjawab penasaranmu, aku rasa aku menyukai mereka. Kenapa ? Yaelah, jaman segini gitu loh. Buat cadangan. Nggak jaman kan punya pacar satu aja. Masa cuma cowok aja yang harus playboy. Hihihi. Eh, kalo cowok itu julukannya buaya darat, klo cewek apa ya? Kelinci laut? Laba-laba hitam? Kucing darat? Hihihi.
“Nggak jaman punya pacar satu aja. Nggak jaman cewek harus setia” hahaha. Ngakak deh tiap denger lagu ini.
***

Namaku Bagus. Aku cowok jam setengah 8 malam. Bagi dia? Hmm, mungkin. Bukankah sudah kukatakan padamu, kalau aku punya reputasi playboy? Setidaknya papaku percaya dan karenanya tak tahan lagi. Kemarin dia ultimatum gitu. “Kamu harus kawin. Papa udah ngejodohin kamu dengan cewek berjilbab anak temen papa. Jangan membantah. Kalau nggak, siap-siap nama kamu dihapus dari daftar warisan!”. Glek. Ya sudah, aku secara resmi jadi Bagus dengan embel-embel “Nurbaya” di belakangnya. (Ehm, mungkin lebih tepat kalau “Nurboyo”). Tak apalah, cewek berjilbab pilihan papa ternyata cantik bro. Alhamdulillah ya. Aku rela dan ridho dijodohin. Ya, untuk menjawab penasaranmu, aku menyukai dia. Aku mau tobat kayaknya. Aku tetap cowok jam setengah malam. Bagi cewek lain. Bagi cewek pilihan papa. Mulai sekarang aku harus latihan jadi seorang suami yang harus lapor istri kemana-mana. Bulan? Aku tak lagi meneleponnya. “Kok sekarang jahat sih, nggak pernah telepon aku lagi?” Aku rasa dia harus mencari cowok jam setengah 8 malam lain. Selain pacarnya, tentunya.
***

Namaku Bayu. Aku cowok jam 12 malam. Bagi dia? Hmm, mungkin. Seorang cewek entah darimana, nge-add facebook-ku. Dia bilang aku lucu. Dia juga ngaku dia ngefollow akun twitterku dan sering mengamati tweet-tweetku yang menurutnya absurd banget tapi bikin ketawa. So sweet. Jadi ya gitu deh. Kami lalu ngobrol online dan selanjutnya kopi darat. Gila, dia cantik banget bro. Kami juga bisa dibilang nyambung. Kami punya minat dan hobi yang sama. Ya, untuk menjawab penasaranmu, aku rasa aku menyukai dia. Dia punya senyum khas berlesung pipit dengan rambut yang suka dikuncir kuda dan dahi berponi. Aku tetap cowok jam 12 malam. Bagi cewek lain. Bagi dia. Bagi cewek facebook-ku. Pemberi tawa bagi malam-malamnya, penawar insomnianya dan alasan keengganannya untuk tidur. Bulan? Telepon dan SMS-nya tak lagi kubalas. “Kok sekarang jahat sih, nggak pernah bales telepon dan sms aku lagi”. Aku rasa dia harus mencari cowok jam 12 malam lain. Selain pacarnya, tentunya.
***

Namaku Bulan. Aku cewek cantik. Hihihi. Aku udah punya pacar sih, tapi aku juga punya dua cowok laen calon pacar. Satu cowok yang sering kutelepon jam 12 malam, satunya cowok yang seriing meneleponku jam setengah 8 malam. Dua-duanya lumayan lah. Wajah nggak jelek juga. Tapi akhir-akhir ini entah kenapa dua-duanya seakan menjauh gitu. Satunya ga pernah ngangkat telepon, satunya nggak pernah lagi telepon. Sialan, sekarang aku deh yang keliatan hopeless cari perhatian. Tapi biar deh nggak usah dipikirin, hihihi. Nggak jaman kan punya pacar satu aja. Stok cowok di facebook masih banyak. Aku udah mutusin calon-calonnya entar kayak gimana: satu adalah cowok jam 11 malam dan satunya cowok jam 7 pagi. Hihihi. Kenapa? Ya Aku harus cari cowok cadangan laen dong. Selain pacarku, tentunya. Hihihi.
***

“Witing tresno jalaran soko kulino” ~ Pepatah Jawa
#Bagus’s Favorite Quote
 “Lebih baik dicintai dan merasa kehilangan, daripada tidak dicintai sama sekali” ~ Plankton (Spongebob Squarepants)
#Bayu’s Favorite Quote
 “Senyumlah pada semua orang, tapi hatimu jangan” ~ Ikke Nurjanah
#Bulan’s Favorite Quote
".................."
#Okesip

FF : Apa yang kita ketahui tentang hujan ?

Apa yang kamu ketahui tentang hujan ?
Tanyaku pada sahabatku. “Hujan adalah saat tanganmu dan tangannya erat lari berbasah-basahan di bawahnya mencari teduh,” ujarnya. HAHA. Ah, puitis sekali sahabatku itu untuk ukuran seorang polisi. 

Hujan juga adalah saat sahabatku itu berhasil mencetak gol kemenangan pertandingan final sepakbola SMP. (Ia keliling setengah lapangan bertelanjang dada berteriak teriak merayakan gelar juara hari itu).  Hujan adalah saat dia pertama kali bertemu kekasihnya di sebuah halte. Saat dia melamar kekasihnya di tengah lapangan tenis sementara aku hanya menganga karena aku tahu saat itu ia sedang sakit flu. Sahabatku itu, ah luar biasa. Sang pecinta. Dan bulan-bulan ini sang pecinta ini bahagia menunggu hari kelahiran anaknya.

Apa yang aku ketahui tentang hujan ?
Ah, hujan. Hujan adalah saat dimana ibuku diperkosa & dibunuh perampok. Dan sejak saat itu, hujan hadir di saat-saat spesialku. Saat aku didamparkan ke panti asuhan, saat panti asuhan kami digusur serta saat aku babak belur dikeroyok geng motor (rupanya pemimpinnya adalah pacar cewek yang tempo hari kunyatakan cinta). Ah, sial.

Hujan juga hadir disaat aku melakukan pembunuhan-pembunuhan, kawan. Perampok yang dulu membunuh ibuku, direktur bank kapitalis, anggota dewan korup, dan tentunya pria pacar si cewek yang kutembak dulu. HAHA. Semua adalah korban-korbanku.

Ah hujan, aku dan dia memiliki hubungan yang aneh. Pembunuhan terakhir yang kulakukan adalah pada seorang koruptor anggota parpol. Istri mudanya cantik sekali. Kurang ajar. Kau tahu Luna Maya ? Tidak, istrinya tidak mirip Luna Maya. Hanya saja setiap melihat cewek cantik, aku langsung teringat Luna Maya. HAHAHA

Ya setidaknya, koruptor satu yang dibenci umat ini pernah menyumbangkan spermanya sebagai bahan penciptaan sebuah makhluk yang aku kira bidadari. Bidadari, ah kau tahu kan? Bidadari yang menjadi narasi bahagiamu setiap hari, puisimu dan memori internal otakmu. Bidadari itu kini jadi kekasihku. Beruntungnya aku. Tentu saja kekasihku tidak tahu aku membunuh ayahnya. . HAHA. Beberapa waktu ini aku sedang mempertimbangkan momen yang tepat untuk menyematkan cincin di jari manis si bidadari. Cincin berlian. Indah luar biasa. Cincin yang kudapat dari memeriksa lemari kamar seorang koruptor lain. (Aku tak ingat dia seorang pejabat polisi atau pejabat bank, tapi ia korbanku yang paling tegar saat kutodongkan pistol ke kepalanya).

Apa yang kami berdua ketahui tentang hujan ?
Hari ini hari spesial. Hari ini istri sahabatku itu melahirkan. Anaknya seorang perempuan. Elok luar biasa, kata istrinya tadi diujung telepon. Istrinya juga bilang padanya untuk mengajakku membesuk. Tapi kurasa aku tak bisa. Hari ini hari spesial. Hari ini aku akan membunuh koruptor lain. Bosku mengatakan ia seorang polisi korup, para partner in crime-nya sudah tak butuh lagi dengannya. Pistolku akan melubangi kepala orang lagi kali ini. Mungkin.

Dan hujan?. Hujan terus acuh turun menggerojok kepala kami berdua, abai dan secara sempurna menyembunyikan air mataku dan air matanya saat kami berdua berhadapan sama-sama menodongkan pistol. Pistol yang diacungkannya ke kepalaku sedikit gemetar. Tentu saja. Pistolku ? Kupegang mantap. Seluruh pelurunya sudah kubuang.

Apa yang kalian ketahui tentang hujan ?
Hari ini kalian akan mengetahui hujan juga bercampur darah.
..
..

….
DOR !

“Tak ada yang lebih tabah dari bulan Juni. Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu…” ~ Sapardi Djoko Damono