FF : Apa yang kita ketahui tentang hujan ?

Apa yang kamu ketahui tentang hujan ?
Tanyaku pada sahabatku. “Hujan adalah saat tanganmu dan tangannya erat lari berbasah-basahan di bawahnya mencari teduh,” ujarnya. HAHA. Ah, puitis sekali sahabatku itu untuk ukuran seorang polisi. 

Hujan juga adalah saat sahabatku itu berhasil mencetak gol kemenangan pertandingan final sepakbola SMP. (Ia keliling setengah lapangan bertelanjang dada berteriak teriak merayakan gelar juara hari itu).  Hujan adalah saat dia pertama kali bertemu kekasihnya di sebuah halte. Saat dia melamar kekasihnya di tengah lapangan tenis sementara aku hanya menganga karena aku tahu saat itu ia sedang sakit flu. Sahabatku itu, ah luar biasa. Sang pecinta. Dan bulan-bulan ini sang pecinta ini bahagia menunggu hari kelahiran anaknya.

Apa yang aku ketahui tentang hujan ?
Ah, hujan. Hujan adalah saat dimana ibuku diperkosa & dibunuh perampok. Dan sejak saat itu, hujan hadir di saat-saat spesialku. Saat aku didamparkan ke panti asuhan, saat panti asuhan kami digusur serta saat aku babak belur dikeroyok geng motor (rupanya pemimpinnya adalah pacar cewek yang tempo hari kunyatakan cinta). Ah, sial.

Hujan juga hadir disaat aku melakukan pembunuhan-pembunuhan, kawan. Perampok yang dulu membunuh ibuku, direktur bank kapitalis, anggota dewan korup, dan tentunya pria pacar si cewek yang kutembak dulu. HAHA. Semua adalah korban-korbanku.

Ah hujan, aku dan dia memiliki hubungan yang aneh. Pembunuhan terakhir yang kulakukan adalah pada seorang koruptor anggota parpol. Istri mudanya cantik sekali. Kurang ajar. Kau tahu Luna Maya ? Tidak, istrinya tidak mirip Luna Maya. Hanya saja setiap melihat cewek cantik, aku langsung teringat Luna Maya. HAHAHA

Ya setidaknya, koruptor satu yang dibenci umat ini pernah menyumbangkan spermanya sebagai bahan penciptaan sebuah makhluk yang aku kira bidadari. Bidadari, ah kau tahu kan? Bidadari yang menjadi narasi bahagiamu setiap hari, puisimu dan memori internal otakmu. Bidadari itu kini jadi kekasihku. Beruntungnya aku. Tentu saja kekasihku tidak tahu aku membunuh ayahnya. . HAHA. Beberapa waktu ini aku sedang mempertimbangkan momen yang tepat untuk menyematkan cincin di jari manis si bidadari. Cincin berlian. Indah luar biasa. Cincin yang kudapat dari memeriksa lemari kamar seorang koruptor lain. (Aku tak ingat dia seorang pejabat polisi atau pejabat bank, tapi ia korbanku yang paling tegar saat kutodongkan pistol ke kepalanya).

Apa yang kami berdua ketahui tentang hujan ?
Hari ini hari spesial. Hari ini istri sahabatku itu melahirkan. Anaknya seorang perempuan. Elok luar biasa, kata istrinya tadi diujung telepon. Istrinya juga bilang padanya untuk mengajakku membesuk. Tapi kurasa aku tak bisa. Hari ini hari spesial. Hari ini aku akan membunuh koruptor lain. Bosku mengatakan ia seorang polisi korup, para partner in crime-nya sudah tak butuh lagi dengannya. Pistolku akan melubangi kepala orang lagi kali ini. Mungkin.

Dan hujan?. Hujan terus acuh turun menggerojok kepala kami berdua, abai dan secara sempurna menyembunyikan air mataku dan air matanya saat kami berdua berhadapan sama-sama menodongkan pistol. Pistol yang diacungkannya ke kepalaku sedikit gemetar. Tentu saja. Pistolku ? Kupegang mantap. Seluruh pelurunya sudah kubuang.

Apa yang kalian ketahui tentang hujan ?
Hari ini kalian akan mengetahui hujan juga bercampur darah.
..
..

….
DOR !

“Tak ada yang lebih tabah dari bulan Juni. Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu…” ~ Sapardi Djoko Damono


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Comment..
Semakin banyak komentar yang diberikan semakin semangat saya mengupdate blog saya..
OK Thok!!!