July 2012
Bulan Puasa
Ada sebuah lelucon lama kalau pergi shalat jumat ke masjid. Berangkat bawa
sandal jepit, pulang bawa sandal bata. Iya, begitu parahnya kasus
pencurian dan pertukaran illegal sandal gelap di masjid ini. Rupanya
setelah menghadap Tuhan, tidak mencegah pihak-pihak yang terlibat untuk
tidak melestarikan tradisi gelap ini. Aku juga sering mengalami.
Berangkat bawa sandal jepit, pulang bawa Mercy.
Mersikil. Nyeker telanjang kaki. Jadi sudah rahasia umum, kalau pergi
ke masjid, nggak usah pake sandal bagus-bagus amat. Takut dicuri. Kalau
pun memaksa, lihat gambar di bawah untuk tips efektif agar tidak
kemalingan:
Dan beberapa hari yang lalu, tragedi lain pencurian sandal kembali
terjadi. Padaku. Kali ini aku bukan sebagai korban, tapi pelaku. Iya
pelaku.
Jadi gini, kemarin malam ada acara buka bersama ama temen-temen
kampus. Secara di kontrakan aku hanya punya sandal jepit, aku pinjem deh
sandal kulit ama temen satu kontrakan. Lalu aku berangkat. Buka bersama
di sebuah rumah makan berjalan lancar. Lalu diselingi shalat maghrib di
dekat mushalla yang disediain rumah makan tersebut. Dan disinilah kisah
pertukaran illegal ini dimulai. Abiz shalat maghrib dan mau keluar,
sifat pelupa akutku muncul. Aku lupa tadi sandal yang kupinjam dari
temen kontrakan tadi kayak gimana. Dan di depan teras itu ada dua tipe
sandal sepatu. Satu tipe slop, satunya tipe dijepit. Aku termenung dua
menit lamanya. Bingung dan mencoba mengingat-ingat. “Tadi aku make
sandal kayak apa, ya?”. Disamping kananku ada anak kecil berdiri
ngeliatin melulu. Mungkin dia heran, apa yang dilakuin cowok cupu
berkacamata lagi garuk-garuk kepala dan bertelanjang kaki berdiri di
depan teras. Aku menyerah. Aku bener-bener lupa. Mengandalkan firasat
untung-untungan, aku akhirnya ngambil sandal tipe yang dijepit. Aku
lega. Lalu kembali ke meja makan. Kasus sepertinya telah selesai.
Pulangnya untuk memastikan, aku tanya ama temen kontrakan yang sandalnya kupinjam tadi.
“Ko, iki mau sandal sing tak silih yo?”
“Gatheli, duduk cik”. Ternyata bukan. Firasatku salah. Aku keliru ambil milik orang.
Kasus belum selesai. Aku membeku. Garuk-garuk kepala. Waktu berhenti. Dunia terasa runtuh. Oke, itu lebay.
Tapi perasaanku nggak keruan. Another silly action of me happened again.
Crap. Sambil memegangi kepaala dengan kedua tangan, aku terus menrus
bertanya dalam hati, ”Why, oh why?”.
Setidaknya ada dua korban dalam kasus ini:
Satu : temen kontrakanku, sandal kulitnya yang masih bagus harus
direlakan pergi selamanya dihitung mulai bulan puasa tahun ini.
Innalillahi. Sorry ya bro, aku nyesel banget.
Dua : pemilik sandal yang (tak sengaja) kuambil tadi. Pikirnya mungkin,
“Ya Allah, kok yo cek kebacute. Poso-poso jek ono sing nyolong sandal”
Ya Allah, kok ya tega. Puasa gini masih ada yang nyuri sandal. Is it
devil not jailed?. Kemungkinan berkaitan dengan sandalnya yang hilang
msterius, pemiliknya kalau tidak ngambil sandal yang tadi kupake yang
harusnya milik temenku, ya memutuskan pulang nyeker jalan kaki. Kesian.
. Aku lebih berharap pada kemungkinan pertama, setidaknya ada
kesempatan dan harapan, sandal yang tertukar bisa kembali pulang.
So, untuk pemilik sandal di luar sana yang “kucuri”, from the bottom
of my heart, I really really sorry. Saya sungguh merasa bodoh dan
berdosa. -_____-
Oh ya lupa (!), omong-omong lokasi kejadian ini adalah di Rumah Makan
Lesehan Joyo Taman Pinang Siodarjo pada Rabu maghrib 25 Juli 2012.
Jadi, bila ada pihak-pihak yang mengetahui kejadian ini, tolong beritahu
saya. Bukan hanya putri yang tertukar, tapi juga Ada sandal yang
tertukar. Dia ada di rumah kontrakan kami. Kami berharap dia bisa
kembali pulang ke miiliknya. Dan jika anda tak mengetahui apapun,
sekedar klik and share catatan ini, mungkin sangat membantu. Siapa tahu
informasi ini akan sampai pada sang pemilik sandal. Amin.
NB : Damn, I’m so ridiculous. Ada nggak sih obat buat nyembuhin sifat
pelupa gini. Aku takut suatu hari nanti, pas udah nikah, 10-15 tahun
kemudian sifat lupaku tambah parah dan waktu jalan-jalan ke luar aku
malah nyasar ke Dolly. Ouw, itu bukan sifat pelupa ya. Maksudku, aku
takut suatu hari nanti, aku pada akhirnya pikun, dan saat jalan-jalan
keluar lupa jalan pulang. Lupa alamat rumah. Padahal di rumah, menunggu
anak-anakku yang rupawan dan istri seksi yang…… ah sudahlah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Comment..
Semakin banyak komentar yang diberikan semakin semangat saya mengupdate blog saya..
OK Thok!!!