Apa Kabar Bangkodir?

dipublish di East Java Traveler 17 Februari 2014


Seorang pria tampak berdiri mengawasi sebuah mesin bordiran yang sedang menjahit dan menyulam beberapa kain. Sementara di belakang mesin tersebut, seorang wanita tengah menata dan membungkus beberapa pakaian.
Di sekeliling mereka banyak terdapat pajangan-pajangan pakaian-pakaian dan beberapa barang lain bak pemandangan di dalam sebuah butik modern. Diantaranya kebaya, tutup makanan, sepatu, mukena, kerudung dann banyak aksesori-aksesori cantik lain.




Di atas adalah pemandangan yang bisa kita temui jika berkunjung ke sentra border Bangil yang juga merupakan sekretariat Asosiasi Pengusaha Bordir (Aspendir) Pasuruan. Bangil sendiri terkenal dengan sebutan Bangkodir, yang merupakan akronim dari Bangil Kota Bordir.


Melanjutkan perjalanan terus dari sentra bordir ke daerah sekitaran Alun-alun Bangil akan didapati banyak took-toko yang menjual hasil Bordiran. Terutama di daerah Plaza Untung Suropati. Aktivitas pengunjung pun ramai melihat-lihat dan membeli hasil kerajinan bordir di beberapa toko, seperti yang Nampak di Toko Nina Bordir. Menurut Sofyan, pemilik toko tersebut keramaian paling sering saat bulan Ramadhan. Pengunjung yang membeli pun ada yang berasal dari Arab Saudi langsung membeli di tokohnya.


Awal
Bordir atau sulaman adalah hiasan yang dibuat di atas kain atau bahan-bahan lain dengan jarum jahit dan benang. Selain benang, hiasan untuk sulaman atau bordir dapat menggunakan bahan-bahan seperti potongan logam, mutiara, manik-manik, bulu burung, dan payet. Selain dijahit dengan tangan, sulaman dibuat dengan mesin jahit dan mesin bordir komputer.
Julukan Bangkodir Bangil Kota Bordir pun dicanangkan dan digalakkan Pemda Kab. Pasuruan karena banyaknya kegelisahan para pebisnis border terhadap hasil kerajinan mereka. Meski volume produksi mereka cukup besar dan cukup terkenal di kalangan mancanegara, tapi tak begitu terkenal di kalangan dalam negeri menandingi reputasi bordiran kota-kota lain seperti Bordir Tasikmalaya dan Bukit Tinggi.

Peresmian
Julukan Bangkodir dicanangkan sejak tanggal 11 September 2005, oleh pemerintah Kabupaten Pasuruan dan mendapatkan Rekor MURI disertai Fashion Show (Fashion on the Street) sepanjang 1 km.
Asosiasi pengusaha Bordir pun didirikan untuk semakin menunjukkan barometer pasuruan sebagai kota Bordir dengan nama Aspendir. Seiring perkembangan waktu, sejak tahun 2005 Bangkodir semakin berkembang dengan kemunculan banyak usaha bordir di kawasan tersebut. Aspendir ini mewadahi sekitar 104 ruko dan 500 sampai 6000 pekerja di seluruh Kab. Pasuruan. Jika ingin melihat contoh-contoh hasil
kerajinan bordir dari seluruh Pasuruan anda bisa mampir ke Pusat Sentra Bordir Aspendir yang beralamat di Jalan Pattimura (Pembangunan) No. 999 Bangil. Semua pebisnis bordir bebas menampilkan hasil kerajinan tangan mereka di sentra bordir ini. Mulai dari bordir pakaian kebaya, sepatu, mukena, kerudung, taplak meja, tutup makanan, suvenir pakaian hingga penghias perlengkapan makan dan minum. Disini kita juga bisa melihat proses pembordiran pada kain yang menggunakan mesin bordir.

Pasang Surut
Awal-awal ditetapkannya Bangil sebagai Kota Bordir pada 11 September 2005 lalu menjadi kejayaan tersendiri para perajin. Tapi setahun kemudian lumpur Sidoarjo terjadi dan ini kemudian berimbas pada pelaku UKM di Pasuruan. Sejak terjadi semburan lumpur Sidoarjo, yang berlanjut hingga terputusnya jalur tol, omzet para perajin bordir di Bangil menurun drastis. Dikarenakan Sidoarjo sering menjadi jalan penghubung dengan kebanyakan konsumen mereka di Surabaya dan luar pulau. Untungnya berkat usaha keras dan tak ingin berlama-lama terus meratapi kelesuan, para perajin bordir bisa bangkit lagi.

Akses dan Pemasaran
Bangil sendiri letaknya strategis, di antara jalan akses dari Surabaya menuju Banyuwangi dan Bali, serta mempunyai jalur alternatif yang bisa menghubungkan kita dengan cepat ke Pandaan,Sukorejo serta Malang dan sering dilalui pengendara yang ingin menuju Gunung Bromo.
Pemasaran Bordir Bangkodir sendiri sudah ke seluruh Indonesia dan bahkan sudah ke luar negeri seperti Belanda melalui distribusi trading orang dari Bali atau Jakarta.
Kalaupun ingin melihat lebih banyak pilihan hasil bordir Bangkodir lain  selain di Sentar Bordir dan Plaza Untung Suropati yang berdekatan dengan alun-alun Bangil, anda bisa jalan-jalan di daerah Oro-oro Ombo Rembang, Kali Rejo dan beberapa home industry bordir lain yang tersebar di berbagai daerah Bangil Pasuruan.
Kelebihan Bordir Pasuruan berbeda dibanding kota-kota lain, sehingga pembeli selalu kembali dan memiliki pelanggan setia tersendiri. “Contohnya dibandingkan dengan Bordir Tasik. Memang benar murah, tapi juga cepat rusak. Konsumen memang sering lebih memilih bordir tasik yang lebih murah, tapi itu hanya awalnya saja. Kualitas dan bordiran Pasuruan lebih bagus. Lebih mahal tapi layak. Jadi meskipun bordir pasuruan sering bersaing dengan bordir kota lain, bordir pasuruan selalu berada di jajaran atas karena kualitasnya,” ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Comment..
Semakin banyak komentar yang diberikan semakin semangat saya mengupdate blog saya..
OK Thok!!!