SURABAYA VAGANZA 2018


Kibaran bendera, tarian remaja, tabuhan drum, lambaian tangan, detak kaki kuda, harum bunga-bunga, putaran sepeda, gemulai barongsai, pekik nyanyian, senyum menyapa dan gelak tawa adalah pemandangan familiar yang Anda rasakan bila kemarin menghadiri acara parade dan pawai bunga Surabaya 2018 yang bertajuk Surabaya Vaganza. Di tengah cuaca terik tidak menghalangi ribuan warga kota Surabaya (termasuk saya) rela berpanas-panasan dan bahkan ‘ngelesot’ di trotoar.



Surabaya Vaganza dimulai pukul 08.00 WIB dengan start dari Jalan Pahlawan, berakhir di Taman Bungkul. Di bagian terdepan parade dibuka dengan pasukan pengibar bendera Merah Putih dan diikuti marching band. Perwakilan budaya-budaya tradisional dan asing ikut hadir juga meramaikan pawai baik dari hanya sekadar berjalan beriringan, duduk di atas mobil hias hingga memamerkan tarian khas budayanya. Seperti tarian Dayak, Bali, tarian Papua, komunitas India, Tapanuli, tarian Barongsai Tionghoa, Sulawesi Selatan, hingga Jepang.



Saya bersama masyarakat Surabaya lainnya sangat antusias dalam menyambut peserta parade dan mengabadikan momen setahun sekali ini. Apalagi ketika ada beberapa peserta parade yang berdandan cosplay karakter film seperti Captain America, Thor dan Frozen, penonton terutama anak-anak ingin berfoto bersama.
Banyaknya peserta parade yang berdandan seperti tokoh fantasi, terutama tokoh buatan sendiri membuat saya terkesan. Mereka mengingatkan saya pada karakter di Game Playstation dan karakter hero di Mobile Legend. Desain karakternya yang memiliki sayap dan tato di wajah sangat impresif. Seperti live action. Sejujurnya malah saya membayangkan masing-masing peserta ini diabadikan dalam kartu mainan seperti kartu Pokemon atau kartu gambar seperti jaman saya kecil dulu. Mengoleksinya dan menjadikannya game permainan. 😂


Di sisi lain keragaman budaya yang ditampilkan peserta ini mengingatkan saya pada keragaman budaya Indonesia secara keseluruhan. Beberapa tahun lalu saya pernah membaca tentang ulasan dari mangaka Jepang. Bahwa Indonesia memiliki kekayaan lebih banyak dari Negara manapun di dunia. Kalau mau memanfaatkannya penulis/komikus tidak akan kekurangan ide cerita dan inspirasi. Menurutnya hal inilah yang seharusnya lebih banyak ditonjolkan seniman Indonesia, tak perlu harus meniru Negara lain. Jepang bisa berhasil dikenal dunia dengan karya manga dan animenya karena berhasil memadukan budaya tradisional dan kontemporer mereka dalam bentuk cerita, mengapa Indonesia tidak bisa dengan budayanya sendiri baik dengan game, komik hingga film.
Berbicara film Indonesia, sebenarnya sinema Indonesia semakin berkembang. Dari banyaknya film yang berhasil go international (The Raid, Pengabdi Setan, dll), variasi ide cerita yang mengangkat cerita jaman dulu atau memadukannya (Pendekar Tongkat Emas, Buffalo Boys, dll) dan bahkan adaptasi komik (Wiro Sableng, Gundala, Si Buta dari Gua Hantu, dll) hingga dijadikannya tempat-tempat di Indonesia sebagai syuting film Hollywood (Java Heat, The Philosopher, Beyond Skyline, Black Hat, dll). Siapa tahu ke depan ada sutradara film luar yang berminat menjadikan Surabaya Vaganza jadi bagian scene di filmnya. Bukankah sering terjadi dalam cerita film bila kita mau memperhatikan: bila ada adegan kejar-kejaran dengan berlari, maka penjahat atau tokoh utamanya selalu mencari jalan sembunyi di kerumunan parade. Siapa tahu parade Surabaya Vaganza jadi bagian selanjutnya tempat sembunyi Van Diesel. 
Dan dengan rutinnya acara parade budaya dan bunga Surabaya ini digelar, saya optimis ke depan budaya Indonesia utamanya dan Surabaya khususnya akan makin dikenal. Hal ini sejalan dengan niat Walikota Bu Risma sendiri yang ingin menjadikan kegiatan ini menjadi destinasi wisata tahunan.


***
Tahun ini Parade Budaya dan Pawai Bunga Surabaya berganti nama menjadi Surabaya Vaganza. Apa arti Vaganza itu sendiri? Menurut saya Vaganza diambil dari kata Extravaganza. Menurut kamus arti kata "extravaganza" adalah pertunjukan (musik) yang hebat sekali. Kata ini lalu secara kreatif diimprovisasikan ke tajuk “Surabaya Vaganza”. Surabaya Vaganza sebagai platform pertunjukan untuk menampilkan kreatifitas budaya di Surabaya. Pemilihan kalimat yang lebih hype daripada hanya sekadar 'parade' atau 'pawai' yang lebih general. Tajuk ini tentu lebih mudah diletakkan di brosur hotel ataupun poster dalam konteks promosi wisata. Perubahan nama yang lebih menjual, mudah diingat, juga lebih spesifik dan membedakan dari acara-acara lain yang mungkin mirip di kota lain.
Berbicara pawai bunga atau parade budaya sendiri di Indonesia antara lain ada parade bunga Beautiful Malino di Gowa Sulawesi Selatan, parade bunga Tomohon di Sulawesi Utara serta satu yang paling hits adalah Banyuwangi Ethno Carnival. Sementara di luar negeri beberapa di antaranya yang paling terkenal ada parade bunga Bloemencorso di Belanda dan parade bunga Rose Pasadena di Amerika Serikat.
Di Indonesia sendiri sebenarnya parade bunga sejatinya belum mempunyai sejarah yang panjang. Kita hanya mengenal parade atau pawai seperti pawai budaya, pawai kartini, pawai sepeda hias yang telah lama dilakukan di hampir daerah di Indonesia khususnya untuk memperingati HUT-RI ataupun  hari keagamaan.
Menilik sejarah, parade di Surabaya sudah ada sejak jaman Belanda. Sekitar tahun 1930 hingga 1950 pernah diadakan parade untuk memperingati ulang tahun Ratu Belanda. Puluhan tahun kemudian di tempat yang sama kita mengadakan acara yang sama, tapi dengan tujuan dan nuansa yang berbeda tentu saja.


Surabaya Vaganza yang menggabungkan kebiasaan parade budaya yang sudah ada di Indonesia sejak dulu dengan ide pawai bunga menurut saya adalah ide brilian. Penggabungan ini tentu saja agar ada kekhasan dan kemeriahan tersendiri dibanding parade lain.

Saat saya melihat wajah-wajah sumringah peserta parade, saya membayangkan apa yang telah mereka lakukan beberapa jam sebelumnya. Saya yakin kostum yang mereka pakai dan kendaraan hias yang mereka naiki mereka buat dengan penuh rasa cinta  dan bangga. Menghias mobil mungkin sampai malam hari, mendesain kostum berminggu-minggu sebelumnya dan bersama-sama mewujudkan desainnya serta berdandan sejak subuh agar bisa selesai tepat waktu. Perasaan gugup dan debar saat akan tampil esok. Kerja keras yang tak sia-sia ketika akhirnya berjalan pawai melihat reaksi sumringah warga yang menonton. Kebanggaan menjadi bagian dari parade dan acara besar kotanya karena tampil di depan hampir seluruh penduduk kota, walikota dan negara sahabat. Sebuah cerita yang kemudian dibawa pulang dan dibagikan ke rumah dan daerahnya masing-masing. Saya melihat acara ini kemudian tak hanya sekadar pesta tapi juga merekatkan hubungan antar warganya serta semakin menumbuhkan rasa bangga dan rasa cinta dalam diri terhadap kotanya. Kota Surabaya.




Surabaya Vaganza akhirnya tak hanya sebagai agenda rutin pesta ulang tahun, tapi juga sebagai apresiasi terhadap budaya serta perwujudan semangat gotong-royong dan perjuangan yang menjadi ciri khas orang Indonesia dan Surabaya khususnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Comment..
Semakin banyak komentar yang diberikan semakin semangat saya mengupdate blog saya..
OK Thok!!!